JS- Pringsewu, Dalam rangka mendorong lahirnya keluarga yang damai, harmoni dan bahagia JPIC - FSGM, JMPPO, REAKTIF dan masyarakat pringsewu selatan mengelar focus group discussion, bertempat di aula TK Fransiskus, sabtu (18/11/23).
Acara yang di hadiri oleh Suster Katarina selaku pembicara dari JPIC - FSGM, perwakilan JMPPO Diniyati Mardiningsih SKM.M.Kes, Muhammad Fadillah relawan anti kekerasan dan human trafficking (REAKTIF), perwakilan satgasus BP2MI bpk Anshorullah dan perwakilan masyarakat pringsewu selatan yang juga di dampingi oleh Pj lurah pringsewu selatan bapak Sutrisno SE.
Acara yang di mulai pada pukul 09.00 di buka oleh ibu L.Sri Endah w.SE, selaku pembawa acara dari JMPPO dan di lanjutkan dengan sambutan kepala desa pringsewu selatan bpk Sutrisno SE, dalam sambutannya mengatakan kegiatan Ini cukup baik bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada kita semua khususnya masyarakat Prinsewu selatan akan bahayanya tindak pidana perdagangan orang, prilaku kesewenang - wenangan terhadap perempuan dan anak hingga mengakibatkan kekerasan dalam rumah tangga., degan adanya kegiatan ini ruang berfikir kita luas sehingga meminimalisir tindakan yang semena mena terhadap perempuan dan anak. Pungkas nya.
Acara yang di hadiri kurang lebih 30 peserta dari perwakilan masyarakat pringsewu selatan ini cukup dinamis dalam setiap sesinya.
Tidak tersedianya lapangan pekerjaan menjadi salah satu faktor tingginya minat masyarakat untuk bekerja di luar negri, namun hal tersebut terkadang tidak di barengi dengan kemampuan yang di milikinya, serta minimnya akan informasi prusahaan penyalur tenaga kerja sehingga tidak sedikit calon tki yang menjadi korban perdagangan orang. Hal ini di sampaikan oleh satgasus BP2MI bpk Anshorullah.
Hal senada juga di sampaikan oleh Suster Katarina selaku pembicara dari JPIC - FSGM angka perdagangan orang yang marak terjadi belakangan ini dengan rata-rata korban dari pekerja migran indonesia hendaknya mendorong pemerintah baik di tingkat desa maupun pusat untuk lebih serius dalam rangka pencegahan serta penindakan kasus perdagangan orang sehingga masyarakat yang akan berminat bekerja di luar negri agar berhati-hati dan selektif dalam menentukan prusahaan penyalur TKI. Ucap suster Katarina.
Berbeda dalam penyampainya Muhammad Fadillah relawan anti kekerasan dan human trafficking (REAKTIF) melihat tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, TPPO yang di alami pada kaum perempuan akibat praktek ketidak adilan gender, perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah dan cendrung menjadi objek pemuas belaka. Ungkapnya.
Muhammad Fadillah atau yang biasa akrab di sapa bung mamat menambahkan "TPPO adalah tindak kejahatan serius dan merupakan pelanggaran berat bagi hak asasi manusia". Pungkasnya.
Di tempat terpisah perwakilan JMPPO Diniyati Mardiningsih SKM.M.Kes, mengungkapkan apa yang menjadi harapannya degan adanya kegiatan ini masyarakat cukup berhati-hati dalam menentukan perusahaan penyalur tenaga kerja dan senantiasa membekali kemampuan, serta pentingnya masyarakat akan memahami istilah keadilan gender Pungkasnya.
Antusiasnya peserta dalam mengikuti kegiatan tersebut hingganya mendorong 20 orang peserta membentuk kelompok kemanusiaan sebagai kader anti TPPO serta meminimalisir tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan perspektif berkeadilan gender di kelurahan pringsewu selatan. (raden)