JS, JAKARTA – Intelektual yang juga filsuf dan pengajar Ilmu Filsafat Universitas Indonesia Rocky Gerung menyebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) A. Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) sebagai seorang calon presiden (capres) yang memiliki gagasan untuk mewujudkan kesejahteraan Indonesia.
Ilmuan yang dikenal dengan kritiknya yang pedas dan tajam kepada pemerintah ini mengatakan bahwa saat ini perpolitikan di Tanah Air sangat minim gagasan. Kondisi sekarang dinilai sangat berbeda dengan era-era awal kemerdekaan dimana saat itu banyak muncul tokoh yang sangat terlatih dengan duel argumen dan gagasan.
Rocky Gerung juga mengapresiasi buku Visioning Indonesia yang ditulis Gus Muhaimin sebagai langkah cerdas untuk mengisi perpolitikan di Tanah Air yang dinilai kering gagasan. ”Visioning ini istilah hebat betul. Kata visioning itu dia punya dua energi, energi untuk menggerakkan dan energi untuk memberikan harapan. Lain kalau dibilaing vision, visi Indonesia. Kalau visioning itu mengalirkan gagasan kepada tanah kering politik hari ini,” ujar Rocky Gerung dalam peluncuran buku Visioning Indonesia: Arah Kebijakan dan Peta Jalan Kesejahteraan A. Muhaimin Iskandar di Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Menurut Rocky Gerung, visioning Indonesia bisa dimaknai sebagai upaya untuk kembali ke masa lalu dimana perpolitikan di Tanah Air saat itu sangat kaya dengan visi dan gagasan. ”Pada awal kemerdekaan, kita kaya dengan visi, bergelimang dengan visi. Perdebatan intelektualnya hidup. PKB harus mengucapkan kembali pikiran, bring intelektual, bawa kembali intelektual kepada politik. Itu yang kita ingin dapat dari PKB hari ini,” tutur Rocky Gerung yang menyatakan kesiapannya sebagai juru bicara intelektual Gus Muhaimin.
Peluncuran buku Visioning Indonesia ini disebut Rocky Gerung sebagai pertandingan awal untuk menjadi presiden. ”Yang dia (Gus Muhaimin) ucapkan tadi itu, yang dia berdiri disini, itu bukan sambutan. Itu semacam pertanggungjawaban akhir masa jabatan presiden pada 2029. Ini serius,” katanya.
Rocky Gerung mengaku heran karena selama ini dia sangat getol mengkritik berbagai kebijakan pemerintah, namun justru diundang sebagai salah satu pembedah buku Visioning Indonesia. ”Dia (Gus Muhaimin) nekad ngundang saya disini padahal saya pengkritik kekuasaan, kan gila dia,” ungkapnya.
Rocky Gerung juga mengapresiasi gagasan Gus Muhaimin bahwa bangsa Indonesia bisa maju jika sektor pendidikan mendapatkan perhatian serius. ”Bangsa hanya bisa tumbuh kalau generasi barunya itu tumbuh dengan pendidikan yang cukup. Itu dibicarakan sejak zaman Yunani bahwa hanya generasi yang terdidik yang mampu kita harapkan membawa kesejahteraan,” katanya.
Dalam sambutannya, Gus Muhaimin menilai Indonesia perlu peta jalan agar mampu mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh anak bangsa. Dia pun menawarkan lima gagasan utama agar mimpi Indonesia mandiri, maju, dan berkeadilan bisa terwujud.
“Saya mencita-citakan Indonesia yang mandiri, maju, dan berkeadilan. mandiri secara fiskal, berdaulat dalam pangan, energi, dan teknologi informasi. Bangsa yang tidak tergantung pada kekayaan sumber daya alam semata, tetapi juga kualitas sumber daya manusianya. Bangsa yang mempunyai birokrasi lincah melayani, serta fokus mengembangkan wilayah timur Indonesia sehingga pembangunan benar-benar merata dirasakan setiap anak bangsa,” ujar Gus Muhaimin saat meluncurkan buku karyanya bertajuk Visioning Indonesia, di Spark Dome, Senayan, Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra ini mengatakan saat ini Indonesia perlu kembali merumuskan visi dalam kehidupan bernegara. Menurutnya langkah tersebut penting dilakukan agar cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia benar-benar terwujud.
Peluncuran buku Visioning Indonesia karya Muhaimin Iskandar dihadiri beberapa tokoh nasional seperti Yudi Latif, Najwa Shihab, Hajrianto Tohari, Fuad Basri, Rocky Gerung, Bustanul Arifin, Jaya Suprana, Unifah Rosyidi, dan Sirojudin Abbas. Mereka hadir sebagai pembedah buku Visioning Indonesia. Selain itu hadir Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, serta sejumlah perwakilan duta besar negara sahabat. (*)