JS, OKI - Viralnya video kekerasan yang terjadi pada perawat RS Siloam Sriwijaya berbuntut panjang, akibat ulah pelaku yang melakukan aksi jambak dan tendang seorang tenaga kesehatan yang tengah melakukan tugasnya merawat pasien.
Rumah Sakit Sloam Sriwijaya, menilai tindakan keluarga pasien kepada perawatnya tidak dibenarkan secara etika maupun hukum karena telah mengarah pada kekerasan kepada korban.
dr. Bona Fernando. Direktur RS Siloam Sriwijaya Palembang dalam keterangan resminya mengatakan RS Siloam tidak bisa menerima perlakuan keluarga pasien terhadap tenaga medis yang sedang bertugas.
“Kami sangat menyesali tindakan kekerasan yang ditujukan kepada perawat kami di Siloam Sriwijaya. Kekerasan terhadap tenaga kesehatan adalah tindakan yang tidak dapat ditolerir.” Katanya.
RS Siloam sendiri akan menempuh jalur hukum, dimana pelaku telah dilaporkan ke pihak kepolisian atas tindakannya melakukan kekerasan kepada tenaga perawat yang sedang bertugas.
“Siloam Hospitals telah menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kejadian kekerasan yang menimpa perawat kami, serta menindak pelaku kekerasan kepada perawat kami dengan tegas sesuai hukum yang berlaku.” tegas dr Bona.
Sementara hasil penelusuran Polrestabes Palembang, pria berkaos merah yang menggertak dan mengaku sebagai anggota polisi ternyata tidak benar anggota polisi.
Polrestabes Palembang mengonfirmasi justri pria yang mencoba menenangkan dan melerai pria berkaos merah itu adalah angota polisi.
“Kepada masyarakat kota Palembang mengenai Vidio yang sedang viral terjadi keributan di salah satu rumah sakit di kota palembang merupakan orang yang menggunakan baju warna merah bukan anggota kepolisian. sedangkan di dalam Vidio tersebut terdengar suara saya anggota polisi,” jelas Humas Polrestabes Palembang dalam keterangannya dikutip dari laman Instaram polisi_palembang, Jumat 16 April 2021.(red)