JS, Bandar Lampung - Sai Batin Puniakan Dalom Beliau (SPDB) Pangeran Edward Syah Pernong Sultan Sekala Bekhak Yang Dipertuan Ke 23 memberikan petuah nasehat yang sangat bijak untuk seluruh Minak Muakhi.
Dalam petuahnya Pun Edward mengatakan ibarat kayu jati yang mahal harganya, itu karena serat kayunya yang kuat dan solid. Begitu juga dengan batu berlian yang lebih solid dan erat kohesifitasnya dari batu bungur maka harganya pun sangat tinggi dan mahal. Makin solid maka akan makin keras serta makin memancarkan cahaya serta makin bersinar dan mahal nilainya.
Disaat kita sedang berkuasa, tanamkanlah dan binalah kesatuan persatuan dan kesolidan karena manusia tidak langgeng, tidak selalu jaya. Jangan pernah merasa tidak membutuhkan orang lain, merasa bisa hidup sendiri, karena meyakinii uang yang dimiliki bisa melanggengkan kebahagiaannya.
Bagaimanapun juga semua akan ada masanya, saat di ujung perjalanan hidup mu, mungkin uang mu banyak, tapi hidup mu sepi. Uang mu segudang tapi tidak punya asa dan penat serta jauh dalam kuasa. Walau engkau pernah berkuasa.
Karena setelah itu semuanya hanya bisa didapat dengan imbalan, hanya bisa didapat dengan jual beli dan transaksi, semua kerabat menjauh, kawan juga hanya sebatas, say hello saja.
Ketika masa kejayaan sudah di senja hari dan malam menjelang gelap, disaat itu hanya orang-orang yang mempunyai kerabat dan menjaganya dengan solidlah yang kejayaannya tak pernah berakhir. Suaranya tetap bergemuruh, harinya selalu hangat, aromanya tetap mewangi, kerabatnya tetap berjubel bukan karena kekayaannya, bukan karena kekuasaannya tapi karena keikhlasan persaudaraannya, karena kenangan kebaikannya, karena kenangan pengorbanannya, karena kenangan saling menghormati, karena kenangan penghargaannya, rasa terima kasih atas jasanya yang ikhlas dan tulus karena saat berkuasa tidak pernah ada kesombongannya dan tidak pernah terlihat keangkuhannya.
Hari itu berlaku layaknya bagai anak panah, jangan sampai di ujung perjalanan tidak ada lagi yang akan kau tempuh.
Al Qur’an mengatakan tentang terbitnya dua matahari, artinya selalu ada masanya seseorang untuk selalu bersinar jangan mengira seseorang itu sudah habis kejayaannya, belum tentu karena saat sang pemilik kejayaan melimpahkan kemuliaan kembali maka janganlah sampai, baru saat itu kita terkesima, itu selalu akan terjadi, terjadi. Tetapi itu hanya diberikan Tuhan bagi orang yang tawadu, rendah hati, tidak pernah sombong dan tidak pernah meluruskan dagu. Ingatlah Iblis yang sudah 6000 tahun mengabdikan diri kepada Allah pun terusir dari surga dan terkutuk selamanya, hanya krn sombong. Kutukan Allah sangat keras karena Iblis berilmu tapi sombong.
Bagi yang berilmu dan berkuasa tetapi sombong, mari kita lihat saat mukanya tersungkur ke bumi dan menggapai dalam kesendirian.
"Tawadulah, kelitahlah sai helau, selalu muhanjak, muwawwah selalu pudak, tagu, ukhau,.pusau, kahut ko, tawit, caccan, ungaiko, tulung, iwakko", ujar Pangeran Edward Syah Pernong.
Lanjut Pun Edward, rendah hatilah dalam komunikasi, selalu sumringah di wajah dan selalu nampak berseri-seri, sapa saudara teman kerabat, sentuh mereka, sayangilah dengan tulus bukan karena ada kepentingan, tolong merekaa, angkat yang terjatuh, rawart hubungan baik, gandeng mereka sebagai saudara, jangan remehkan orang, jangan tinggi hati dan menganggap orang lebih rendah.
Kekuasaan dan kekayaan ada pemiliknya ada penggenggamnya bukan hanya karena kealiman mu, rajin sholat, ngaji, puasa, dzakat semata yang menjaga kemuliaan mu. Keistiomahan mu dalam berbuat baik, menjaga silaturahmi persaudaraan yang akan juga menjaga mu.
Hati-hati dengan kedatangan Iblis yang berwujud manusia, yang datang dengan dusta , hasad, dengki dan adu domba karena disinilah ujiannya disinilah kritikal pointnya.
Waspadalah terhadap suatu berita, tabayyunlah dan lakukan langkah konfirmasi.
Diujung nasehatnya Pun Edward menyampaikan sebuah pepatah.
"Siapa pandai meniti buih maka akan selamatlah badan ke seberang", tutupnya.
Penulis : Muda Setia